Minggu, 17 Oktober 2010

Fenomena Changeling : Sebuah Analisa Mental Model dan Keterkaitannya dalam Learning Organization


I.        Pendahuluan

Changeling adalah film yang diangkat dari sebuah kisah nyata tentang seorang ibu bernama Christine Collins, diperankan oleh Angelina Jolie, yang kehilangan anak semata wayangnya yang bernama Walter, diperankan Gattlin Griffith. Terlepas bahwa ini adalah sebuah film Hollywood, gambaran yang coba diangkat dari film tersebut yang menjadikan Christine sebagai pusat dari plot cerita dan bagaimana konflik yang terjadi antara Christine dan lingkungannya mengandung banyak sekali pelajaran tentang mental model dan keterkaitannya dengan organizational learning.
Sebelum membahas Changeling, penulis sedikit mengangkat tulisan Senge (1990) pada fifth discipline di halaman 11, tentang mental model. Senge menerangkan contoh kesuksesan yang 'extraordinary' dari shell, sebuah perusahaan minyak dari inggris, yang berhasil mentransformasikan dirinya dari perusahaan terlemah di jajaran perusahaan minyak dunia pada awal 70-an dan kemudian menjadi terdepan di akhir era 80an.
Arie de Geus, seorang kordinator dari grup perencanaan shell yang sudah pensiun, mengatakan bahwa kemampuan beradaptasi dan hidup di dalam lingkungan bisnis yang selalu berubah bergantung pada 'institutional learning', dimana tim manajemen berusaha merubah mental model mereka terhadap perusahaan mereka, pasar mereka, dan pesaing mereka. Dan karenanya, mereka beranggapan bahwa perencanaan adalah pembelajaran dan bahwa perencanaan perusahaan adalah 'institutional learning'.

Senge mengatakan Shell telah berkembang menjadi salah satu perusahaan berskala masif yang telah dapat memahami keuntungan yang bisa didapat dengan mengembangkan organizational learning, dan betapa besar pengaruhnya dalam merubah mental model yang dapat berpengaruh besar terhadap keseluruhan organisasi perusahaan yang akhirnya memberikan kemajuan yang signifikan bagi perusahaan/organisasi.

Makalah ini akan membahas tentang Mental Model sebagai titik fokus utama serta keterkaitannya di dalam organizational learning. Mental Model adalah salah satu dari Lima disiplin yang merupakan bagian yang kesatuan yang tak terpisahkan dari disiplin yang lainnya dalam membentuk organizational learning. Seperti contoh Shell di atas, changeling juga menjadi fenomena yang menarik untuk dikupas dengan menggunakan lensa organizational learning.

Sebelum masuk ke pembahasan, penulis akan mengintisari cerita dari Changeling. Dengan memahami cerita changeling, akan menjadi latar yang sangat membantu dalam mempelajari mental model serta keterkaitannya dalam organizational learning.
Changeling : Sebuah kisah nyata.
Kisah nyata tersebut terjadi pada tahun 1928 di Los Angeles, Amerika Serikat. Christine, seorang ibu yang telah berpisah dari calon suaminya-yang tidak pernah menikahinya dan lari begitu mengetahui Chrisitine hamil, mendapati kenyataan harus kehilangan anaknya, Walter, sepulang dari kantornya. Christine mencoba melaporkan kepada Kepolisian Los Angeles (LAPD), namun polisi tidak dapat memproses laporan tersebut, sebelum anaknya benar-benar hilang selama 24 jam. Hingga keesokan harinya baru polisi melakukan pengecekan dan memulai pencarian. Walter tidak pernah pulang, dan Christine berusaha mencoba menjalani hari-harinya walaupun perasaannya bercampur aduk dengan emosi sebagai seorang ibu yang kehilangan anaknya.

Lima bulan kemudian, Kepolisian Los Angeles memeberitahukan Chiristine bahwa Walter telah ditemukan dan dia masih hidup. Polisi yang ketika itu kinerjanya mendapatkan banyak kritikan dan sorotan dari masyarakat, berharap agar pemberitaan positif mengenai ditemukannya Walter dapat memperbaiki citra mereka. Polisi lalu merancang pertemuan Christine dan Walter sebagai sebuah reuni yang menggembirakan di sebuah stasiun kereta.

Ternyata Christine dengan naluri keibuannya segera menyadari kalau anak yang turun dari kereta tersebut bukanlah Walter. Namun ‘Walter’ mengaku bahwa dia adalah Walter, dan Christine adalah ibunya. Christine berusaha memberitahu polisi, Captain Jones-kepala divisi anak LAPD, bahwa itu bukan anaknya dan Captain Jones, yang sedang berusaha menunjukkan citra baik kepolisian, menekan Christine untuk menerima ‘Walter’ dengan mengatakan bahwa ada kemungkinan Walter telah berubah selama beberapa bulan terakhir dan setidaknya membawa pulang Walter sebagai ‘percobaan’. Christine yang berada dalam kebingungan akhirnya menerima penjelasan Captain Jones dan dapat berfoto bersama ‘Walter’ dihadapan wartawan dan kemudian membawa Walter pulang.

Selama masa ‘uji coba’ tersebut Christine mencoba untuk meyakinkan dirinya untuk mencari kebenaran tentang ‘Walter’. Dan setelah Christine mengujinya dengan beberapa memori tentang Walter, Christine menjadi semakin yakin bahwa ‘Walter’ adalah bukan Walter yang dia kenal sebagai anaknya. Pengujian yang dilakukan Christine adalah dari sikap sopan santun yang tidak dimiliki ‘Walter’, tinggi badan ‘Walter’ yang lebih rendah beberapa inchi dibandingkan dengan Walter, kemaluan ‘Walter’ yang telah di circumsisi dan sikapnya yang jauh berbeda dari Walter yang penuh kasih sayang kepada Ibunya.

Christine kemudian melaporkan kondisi tersebut kepada Captain Jones, namun ternyata Captain Jones, yang sangat peduli pada citra kepolisian, menolak segala temuan Christine dan mengatakan bahwa Christine perlu waktu untuk dapat ‘menyesuaikan’ dengan anaknya setelah kembali dari sekian lama berpisah. Christine berusaha menjelaskan keyakinannya namun Captain Jones sepertinya tidak ingin ada celah sedikitpun yang dapat mengarah kepada kesalahan dari kepolisian.

Captain Jones kemudian mengirim seorang dokter untuk berkunjung ke rumah Christine. Dokter tersebut mengatakan bahwa tubuh ‘Walter’ dapat saja menyusut karena trauma yang terjadi. Dan mungkin saja penculik Walter telah mencircumsisinya. Keesokan harinya Christine diberitakan sebagai seorang ibu yang ‘tidak sehat mentalnya’ berdasarkan keterangan dari dokter yang memeriksa tersebut. Christine tentunya mengalami kecemasan karena lembaga Polisi yang dipercayainya ternyata berbalik menyerang dirinya.

Seorang Pendeta bernama Gustav kemudian bertemu dengan Christine dan mengatakan bahwa Polisi telah dengan sengaja mendiskreditkan Christine. Hal ini untuk menutupi kebobrokan kepolisian yang telah menjadi rahasia umum. Menurut Gustav LAPD telah berubah menjadi organisasi yang tidak lebih dari mafia dan korupsi telah tersebar di segala sendi kepolisian. Gustav mengatakan hal tersebut agar Christine mengetahui siapa sebenarnya ‘lawannya’.

Kemudian Christine berusaha mengumpulkan bukti-bukti yang lebih kuat lagi untuk menegaskan bahwa ‘Walter’ adalah bukan Walter anaknya. Dan ternyata Dokter Gigi dan Guru Sekolah Walter pun mengkonfirmasi bahwa ‘Walter’ adalah bukan Walter yang mereka kenal sebagai anak dari Christine dan besedia membuat surat pernyataan.

Christine melakukan konferensi pers untuk mengumumkan temuannya. Dan hal ini menjadikan Kepolisian los Angeles dalam sorotan tajam. Captain jones kemudian mengambil langkah untuk mengamankan Christine dengan cara menuduhnya mengalami gangguan jiwa dan menjebloskan Christine ke dalam Rumah Sakit Jiwa tanpa melalui prosedur pemeriksaan medis apapun. Di rumah sakit tersebut ternyata banyak sekali kasus seperti Christine dan semuanya adalah perempuan yang memiliki kasus melawan kepolisian, mereka disebut juga sebagai pasien ‘Code 12’.

Dokter Steele, psikiatri yang memimpin rumah sakit jiwa tersebut, mengatakan bahwa Christine mengalami delusi dan memaksanya untuk meminum obat-obatan. Dr. Steele baru bersedia membebaskan Christine apabila Christine mau mengakui ‘kesalahan’ mengenai ‘Walter’, dan Christine menolaknya. Hal ini terjadi berkali-kali dan Christine tetap menolak mengakui ‘kesalahannya’ dan tetap membela keyakinannya bahwa ‘Walter’ yang dibawa oleh polisi adalah bukan Walter anaknya.

Selama Christine berada di rumah sakit, pendeta Gustav terus menyebarluaskan kasus tentang Christine melawan kepolisian dan juga tentang kegagalan, korupsi, dan penyelesaian kasus sepihak tanpa melibatkan pengadilan dari kepolisian yang dipimpin oleh Chief James Davis.

Pada saat yang bersamaan, seorang Detektif kepolisian bernama Ybarra berhasil memecahkan kasus tentang pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Gordon Northcott terhadap sekitar 20 orang anak kecil yang diculiknya. Captain Jones berusaha menutupi kasus tersebut, demi menjaga citra kepolisian yang telah salah terhadap Christine, tetapi Ybarra tetap berusaha menyelidikinya dan akhirnya ditemukan petunjuk bahwa Walter berada diantara anak-anak yang diculik oleh Gordon.

Pendeta Gustav yang mengetahui hal tersebut akhirnya dapat membebaskan Christine dengan membawa surat perintah pengadilan. Setelah dibebaskan, Christine pun menolong teman-temannya yang bernasib sama dengan membebaskan pasien-pasien ‘code 12’. Christine mendapat pengakuan dari ‘Walter’ palsu yang akhirnya mengaku motifnya adalah untuk datang ke Los Angeles menemui aktor favoritnya, dan bahwa polisi memintanya berbohong agar berpura-pura menjadi anak Christine.

Akibat dari kasus ini seluruh masyarakat Los Angeles menjadi marah dan memprotes Kepolisian Los Angeles dengan turun berdemo ke jalan-jalan. Christine pun melanjutkan perjuangannya dengan memproses kasus kebohongan dan kesewenangan polisi ini ke pengadilan. Setelah melalui proses persidangan dan fakta-fakta dapat dibuka, pengadilan memutuskan untuk mencopot jajaran pimpinan kepolisian. Sehingga Walikota yang tadinya juga berusaha menutupi kasus ini, demi kepentingan kampanyenya, juga malu dan mengundurkan diri. Pada waktu yang bersamaan pengadilan juga memproses Gordon dan menjatuhkan hukuman mati kepadanya. Uniknya sampai akhir Gordon tidak mengakui seluruh pembunuhan tersebut.

Ternyata dibelakang hari ditemukan salah satu anak yang berhasil lolos dari sekapan Gordon, dan dia mengatakan Walter ikut melarikan diri bersamanya namun kemudian mereka berpisah dan dia tidak tahu lagi bagaimana nasib Walter. Christine yang mengetahui hal tersebut terus menyakini bahwa walter masih hidup meskipun sampai akhir hayatnya dia tidak pernah bisa bertemu Walter kembali. Christine sudah bersyukur karena ternyata masih ada harapan. Harapan yang memberikan semangat hidupnya kembali.

II.      Pembahasan
Dalam bagian ini, fenomena changeling akan dikupas mulai dari learning disabilities yang terjadi, sebagai identifikasi masalah 7 kebutaan yang terjadi, dan kemudian pemaknaan the fifth discipline sebagai solusi dari masalah dimana mental model akan mendapatkan porsi pembahasan yang lebih banyak serta keterkaitan mental model dengan disiplin-disiplin yang lainnya.    
Learning Disabilities
Tujuh Kebutaan yang terdapat dalam film changeling adalah :
1.     Saya adalah posisi saya (I am my position)
Kebutaan yang terjadi pada institusi kepolisian Los Angeles dimana secara institusi merasa bahwa pusat kekuatan ada pada mereka. Seperti Captain Jones yang tidak menyadari bahwa usahanya dalam mencitrakan kepolisian, menjadikan dirinya melewati batas-batas tatanan nilai sosial yang ada. Captain Jones tidak dapat memahami permasalahan Christine karena kekurang pekaan atau kekurang peduliannya disebabkan baginya yang penting baginya adalah citra polisi yang berhasil.

Hal tersebut juga ditunjukkan oleh dokter yang memeriksa Christine di rumah. Dokter tersebut mengambil asumsi-asumsi dan kesimpulan sendiri tanpa memperhatikan sedikitpun keterangan dari Christine. Dokter tersebut hanya peduli pada posisinya sebagai dokter kepolisian yang harus dia bela citranya.
Contoh lainnya adalah Dokter Steele yang memaksa Christine menandatangani surat pernyataan tanpa peduli pada masalah Christine. Juga Chief James yang memimpin kepolisian menjadi institusi yang arogan, koruptif dan bahkan manipulatif meski banyak sekali kritikan dan sorotan dari masyarakat.

2.     Musuh ada di luar sana (The Enemy Out there)
Kepolisian Los Angeles merasa sebagai penjaga keamanan sehingga segala sesuatu yang ada di luar institusi mereka adalah musuh, dan oleh karenanya harus dilenyapkan. Chief James menerapkan kebijakan ‘tembak ditempat’, menyelesaikan masalah tanpa pengadilan. Namun Chief James tidak dapat mengenali permasalahan korupsi, kehandalan yang menurun, penyalah gunaan kekuasaan yang ada pada isntitusinya. Cara pandang Chief adalah segala hal yang di luar institusi kepolisian lah yang harus ditertibkan.

Hal yang sama juga terjadi pada Captain Jones yang melihat Christine sebagai masalah tanpa bisa melihat bahwa tindakannya telah menyimpang dari bagaimana dia seharusnya menjalankan kewajibannya. Begitu pula walikota yang menginginkan masalah ini cepat terselesaikan agar tidak mempengaruhi kampanyenya tanpa mengevaluasi kinerja kepolisian yang sudah mengkhawatirkan yang justru menjadi tanggung jawabnya.

3.     Ilusi yang bertanggung jawab (The Illusion of Taking Charge)
Ketika Walter palsu ditemukan dan dipertemukan dengan Christine yang kemudian meragukan ‘Walter’ tersebut, Captain Jones secara reaktif mengatakan bahwa telah terjadi perubahan pada Walter selama terpisah berbulan-bulan. Captain Jones yang memiliki tugas yang lebih penting yaitu memelihara citra kepolisian menjadi tidak teliti dan bahkan tidak bertanggungjawab dalam merespon keraguan Christine. Captain Jones ingin agar masalah Christine cepat selesai, tapi yang terjadi adalah reaktif dan akhirnya kekurang telitiannya yang berakibat fatal.

Begitu pula kebijakan Chief James yang dalam menyelesaikan masalah lebih suka menyelesaikan di luar pengadilan dan bahkan memerintahkan tembak di tempat bagi para kriminal tanpa melakukan proses pembuktian terlebih dahulu. Chief James secara reaktif ingin masalah kriminal cepat terselesaikan namun yang terjadi adalah penggunaan kekuasaan yang berlebihan (abuse of power) yang melanggar hak-hak azasi manusia dan tatanan nilai sosial.

4.     Terpaku pada kejadian (The Fixation of Events)
Captain Jones melarang detektif Ybarra untuk melanjutkan kasus temuannya yang mengarah pada dugaan pembunuhan anak-anak berantai yang berasal dari cerita seorang anak kecil. Sebenarnya Ybarra tidak setuju, namun pada awalnya dia mematuhi perintah Jones. Tetapi setelah melihat kasus Christine yang kemudian dijebloskan ke Rumah Sakit Jiwa, Ybarra melanjutkan penyelidikan dan mendapatkan fakta yang sangat penting.

Kebutaan tipe ini terjadi pada Jones yang ‘terpaku’ pada kejadian laporan dari seorang anak kecil yang mengaku membantu Gordon menculik anak-anak. Dan terkait dengan situasi kepolisian yang sedang disorot, Jones menjadi mengabaikan kasus tersebut tanpa memikirkan kemungkinan adanya hubungan laporan tersebut terhadap anak-anak yang sering hilang. Bahwa laporan tersebut adalah puncak gunung es. Dan mungkin laporan tersebut adalah muara dari permasalahan anak hilang. Jones telah gagal melihat hal tersebut.


5.     Balada katak rebus (The Parable of the Boiling Frog)
Kepolisian Los Angeles sebagai institusi telah banyak mendapat keluhan dalam hal korupsi, penyelewengan kekuasaan dan penggunaan kekerasan. Keluhan tersebut kian membesar dan kemudian akhirnya, dipicu oleh kasus Christine, terjadi gelombang demostrasi besar yang berujung pada keputusan hakim yang mencopot jajaran pimpinan kepolisian.

Kepolisian mencoba beradaptasi dengan permasalahan tersebut, bahkan dengan reaktif menyelesaikan masalah-masalah dengan penyederhanaan. Tapi hal tersebut hanya menambah masalah. Masalah yang kemudian terlanjur besar menjadi terlambat untuk ditanggulangi.

6.     Delusi belajar dari pengalaman (The Delusion of Learning from Experience)
Pasien-pasien yang masuk ke rumah sakit jiwa dengan ‘Code 12’ adalah pasien-pasien yang memiliki masalah dengan kepolisian tetapi bukan masalah kejiwaan. ‘Code 12’ menjadi solusi bagi kepolisian dalam menuntaskan masalah terutama yang terkait dengan wanita. Akhirnya setiap ada kasus menentang kepolisian yang dilakukan oleh wanita, maka polisi dapat dengan mudahnya menjebloskan wanita tersebut ke dalam rumah sakit jiwa. Solusi tersebut terlihat sebagai pengalaman yang ‘berhasil’ bagi kepolisian dan kemudian mereka melakukannya berkali-kali tanpa menyadari mereka telah melakukan kesalahan yang sangat fatal.

7.     Mitos tim manajemen (The Myth of The Management Team)
Pada situasi Detektif Ybarra yang telah menemukan sebuah petunjuk yang mengarah pada pembunuhan berantai anak-anak, Jones memerintahkan Ybarra untuk menutup kasus tersebut. Jones ingin kepolisian tetap solid dan jangan ada peluang yang dapat membuka aib kepolisian. Pada titik ini Jones telah mengalami kebutaan bahwa semua harus bersatu bersama-sama menjaga citra kepolisian. Namun ternyata Ybarra memiliki personal mastery sehingga dapat mengambil inisiatif meneruskan penyelidikan yang akhirnya membuka kenyataan yang sangat penting. Jones sebagai pimpinan manajemen telah terbutakan, namun Ybarra dengan personal masterynya tidak terjebak pada kebutaan tipe ini.

The Fifth Discipline
The Fifth Discipline adalah solusi terhadap masalah Learning Disabilities. Kelima disiplin tersebut, yang terdiri atas Personal Mastery, Mental Model, Building Shared Vision, Team Learning dan System Thingking, membentuk suatu Organizational Learning. Adalah menjadi vital bahwa kelima disiplin ini berkembang beriringan seperti halnya ‘ensemble’ , seperti orchestra.(Senge p13,1990).
1.     Personal Mastery
Christine sebagai tokoh sentral dalam Changeling memiliki kedalaman Personal Mastery yang sangat kuat. Ada beberapa hal yang menunjukkan kemampuan tersebut. Pertama, sebelum terjadinya kasus hilangnya Walter, Christine adalah seseorang karyawan yang telah menempati posisi yang baik di sebuah perusahaan jaringan telepon. Profesionalitas yang membawanya ke posisi tersebut adalah sebuah personal mastery. Christine bahkan terlihat menikmati pekerjaannya ketika dengan menggunakan sepatu rodanya, dia berkeliling tempat kerjanya dan mengontrol segala sesuatunya seakan terlihat mudah dan ringan. Dia juga mendapatkan tempat di hati pimpinan dan anak buahnya.

Kedua, setelah terjadi kasus hilangnya Walter, Christine berjuang dengan segala upayanya demi mempertahankan keyakinannya bahwa ‘Walter’ adalah bukan Walter anaknya, walaupun dia sempat dihakimi media massa yang menyebutnya sebagai ‘unfit mother’ dan juga harus melawan institusi kepolisian yang pada saat itu begitu kuatnya. Christine juga memiliki daya tahan yang kuat dalam mempertahankan keyakinannya tersebut ketika berada di rumah sakit jiwa. Dia tidak mau mengingkari keyakinan tersebut, dengan menandatangani surat pernyataan yang dapat menjadi tiket keluar dari tempat yang sangat menyiksa dirinya secara fisik dan mental.




Tiga komponen Personal Mastery yang dimiliki Christine adalah :
a.      Personal Vision
Christine memiliki visi yang jelas tentang bagaiman gambaran Walter anaknya. Dia tidak mau ditekan untuk menerima sesuatu yang bukan menjadi keyakinannya, walaupun sepertinya seluruh dunia tidak berpihak kepadanya. Visinya tersebut menjadi sumber keyakinannya untuk dapat bertemu Walter yang sebenarnya, dan menolak ‘Walter’ rekaan dari kepolisian. Christine mampu fokus pada hasratnya tersebut.

b.      Creative Tension
Dalam keadaan tertekan, baik dari kepolisian dan bahkan seorang dokter yang mencoba menunjukkan fakta yang tidak mau diterimanya, Christine telah berhasil menunjukkan sebuah kreatifitas dengan memcoba memberikan bukti yang otentik yaitu dari surat keterangan dokter gigi yang biasa merawat Walter, yang berani menjamin dengan segala kompetensinya bahwa susunan gigi ‘Walter’ rekaan polisi adalah berbeda dengan Walter anak sebenarnya dari Christine. Juga keterangan dari Guru sekolah Walter yang dapat mengenali Walter yang asli.

Christine sanggup mengolah jarak dari realita yang dia tidak menyakini kebenarannya dengan visinya tentang Walter menjadi kreatifitas. Dia tidak mau berkompromisasi terhadap visinya tersebut.

c.      Commitment to truth
Christine mempunyai rasa akan kebenaran dan kejujuran dalam melihat realita. Dan dia memiliki komitmen yang jelas kepada kebenaran dan kejujuran tersebut. Hal inilah yang membawa Christine dalam perjuangannya melawan institusi kepolisian dan bahkan membawanya ke pengadilan. Christine memiliki kemampuan mengubah struktur sehingga struktur tersebut dapat menyesuaikan dengan kebenaran dan kejujuran tersebut.

2.     Mental Model
a.      Definisi Mental Model
Mental Model adalah suatu asumsi, generalisasi, dan pahkan gambaran yang sangat mendalam, yang mempengaruhi bagaimana kita memahami sekitar kita dan kemudian bagaimana kita melakukan tindakan terhadapnya (Senge,1990). Seringkali kita tidak benar-benar sadar bagaimana sebenarnya mental model yang kita miliki atau efeknya terhadap perilaku kita. Banyak contoh yang menunjukkan kegagalan dari sebuah kegiatan atau program dikarenakan konflik yang terjadi dengan mental model yang telah kuat dan melekat pada suatu komunitas.

Kenneth Craik, yang diyakini sebagai orang pertama yang membentuk terminologi mental model, pada tahun 1943 di dalam bukunya The Nature of Explanation menyebutkan bahwa mental model adalah merupakan konstruksi pikiran berupa suatu model skala kecil dari realitas yang digunakan dalam mengantispasi suatu kejadian. Konstruksi tersebut dapat berasal dari persepsi, imajinasi, ataupun suatu diskursus yang komprehensif. Mental model berada di balik setiap gambaran visual, dan sekaligus dapat menjadi abstrak, mewakili suatu situasi yang tidak dapat divisualisasikan. Setiap mental model menampilkan suatu peluang.

Mental model juga diartikan sebagai representasi dari realita yang kita gunakan untuk memahami fenomena yang spesifik. Dalam interaksinya dengan lingkungan, dengan orang disekitarnya, atau terhadap suatu teknologi, seseorang membentuk suatu internalisasi, sebuah mental model yang berinteraksi dengan seluruh bagian tersebut. Model tersebut menghadirkan suatu prediksi dan kekuatan untuk menjelaskan dalam memahami interaksi yang ada tersebut (Gentner & Stevens).



b.      Pembentukan Mental Model
Terdapat empat prinsip dalam terbentuknya Mental Model. Empat Prinsip tersebut adalah :
·       Penghapusan (Deletion)
Terbentuknya mental model tipe penghapusan adalah dengan cara memilih dan menyaring data, menutupi beberapa bagian atau bahkan menghapus sebagian data.

Polisi Los Angeles melakukan kebijakan ‘Code 12’ yaitu dengan mengirim wanita-wanita yang memiliki masalah dengan kepolisian ke rumah sakit jiwa tanpa menjalani pemeriksaan medis apapun. Kepolisian berusaha menunjukkan citranya dengan menghapus konflik-konflik (data) yang terjadi sehingga anhka kegagalan kepolisian dapat ditekan.

Hal ini juga terjadi pada Christine pada awal bertemu ‘Walter’ yang ditemukan polisi. Christine yang sebenarnya ragu ternyata dapat menerima ‘Walter’. Christine menghapus keraguannya yang berasal dari memorinya (data) dan menerima data baru dari Captain Jones yang mengatakan ‘Walter’ dapat saja berubah selama dia menghilang. Namun Christine dapat segera menyadarinya. (lihat pada pembahasan tangga dari Argyris)

·       Pembentukan (Construction)
Pembentukan adalah proses mental model dengan mencari pola dan makna dari hal yang semu/ tidak ada atau dengan kata lain berusaha untuk menambah atau merekayasa fakta.

Pada Changeling, pembentukan tersebut terjadi ketika ditemukannya ‘Walter’ oleh polisi. Demi menjaga citra kepolisian, Chief James dan Captain Jones melakukan segala cara walaupun dengan menekan Christine untuk mau menerima ‘Walter’ sebagai anaknya. Dengan menggunakan dokter yang berpihak pada mereka, Christine dipaksa untuk menerima fakta palsu bahwa menyusutnya tubuh ‘Walter’ adalah karena trauma dan bahwa ‘Walter’ Telah dicircumsisi oleh penculiknya. Karena perlawanan Chrisitine yang tetap yakin ‘Walter’ temuan polisi adalah bukan anaknya, polisi lalu menyebarluaskan fakta-fakta palsu dari keterangan dokter untuk membentuk opini bahwa Christine adalah ibu yang terganggu (unfit mother).

·       Distorsi (Distortion)
Distorsi adalah pembentukan mental model dengan cara memutar balikkan fakta, atau dengan memberikan arti yang berbeda dengan kenyataan.

Pada Changeling, seorang dokter psikiatri menawarkan pembebasan dari Christine apabila dia mau menandatangani pernyataan yang isinya dia telah mengakui bahwa ‘Walter’ temuan polisi adalah benar anaknya, dan bahwa selama ini dia telah melakukan kesalahan dalam mengenalinya. Apabila Christine menolak dokter akan tetap melakukan pengobatan atas indikasi gangguan mental. Dokter tersebut telah memutarbalikkan fakta dengan menyatakan Christine terganggu mentalnya karena tidak mau menandatangai surat pernyataan tersebut dan bukan karena indikasi mental yang sebenarnya.

·       Generalisasi (Generalization)
Generalisasi adalah pembentukan mental model dengan cara menciptakan sesuatu dari pengalaman dan mengeneralisasikan untuk semua atau dengan kata lain menyamaratakan.

Masyarakat Los Angeles yang terlajur marah memprotes besar-besaran terhadap kepolisian. Dalam gambaran mereka polisi-polisi telah inkompeten, korup, menghalalkan segala cara dan bahkan menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah di luar persidangan. Namun dalam fenomena Changeling hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena terpecahkannya kasus Christine justru berkat bantuan seorang polisi yang memiliki personal mastery, yaitu detektif Ybarra, yang berhasil memecahkan kasus pembunuhan berantai yang dilakukan oleh Gordon. Ternyata tidak semua polisi jelek, masih ada yang berdedikasi dalam melaksanakan tugasnya.

c.      Tangga dari Chris Argyris: Jenjang Kesimpulan (Ladder of inference)
Chris Argyris adalah seorang professor emeritus dari Harvard Business School. Dia adalah salah satu tokoh dalam area ‘Learning Organizations’. Tangga Jenjang Kesimpulan dari Argyris ini adalah sebuah model tentang bagaimana kita memproses suatu informasi.  Jenjang tersebut diawali oleh data riil dan pengalaman, yang kemudian data dan pengalaman tersebut dipilih, setelah dipilih data yang ada diberikan makna, setelah memiliki makna dapat menjadi sebuah assumsi, dari assumsi tersebut berubah menjadi suatu kesimpulan, kesimpulan yang ada menjadi sebuah keyakinan yang pada akhirnya menetukan aksi atau tindakan dan kemudian membentuk data atau pengalaman tambahan.

Ada tiga keuntungan dari memahami jenjang kesimpulan dari Argyris ini. Pertama, untuk menjadi lebih memahami pemikiran kita sendiri atau sebagai refleksi diri (Reflection), Membetuk pola pikir dan pemahaman yang dapat terlihat atau diterima oleh sekitar kita (Advocacy), Membentuk kebutuhan akan keingintahuan atau keterbukaan terhadap pemikiran dan pemahaman orang lain (Inquiry).

·       Putaran refleksif
Model dari Argyris juga menujukkan adanya putaran refleksif yaitu bahwa keyakinan (Beliefs) yang kita miliki lah yang mempengaruhi data apa yang kita pilih di lain waktu. Sehingga tampak adanya suatu refleksi untuk melihat kembali data atau pengalaman yang kita pakai sebagai pilihan. Dan sebagai konsekuensinya, semakin sempit atau rigid kita dalam memilih data dan pengalaman tersebut maka perhatian kita akan semakin jauh dari realita yang ada.

·       Fenomena Changeling
Situasi dimana Christine ditekan oleh Captain Jones untuk dapat menerima ‘Walter’ yang mereka temukan dan akhirnya Christine mau menerimanya dengan memahami kemungkinan adanya perubahan dari diri anaknya selama menghilang, telah menyebabkan Christine melakukan pengambilan data yang sempit dengan mengabaikan memorinya tentang Walter (Deletion). Dia tahu bahwa pada pertama kali melihat ‘Walter’ yang dibawa polisi ada rasa keraguan yang besar, tapi ketika dia memilih untuk menerima saran Captain Jones, Christine telah melakukan pemilihan data yang teramat sempit, yang menjauhkannya dari realita.

Data yang sempit tersebut tentunya memberikan makna yang dangkal, dan akhirnya asumsinya tentang ‘Walter’ yang telah mengalami perubahan fisik tersebut membawanya pada kesimpulan yang tidak memuaskannya. Sehingga keyakinannya pun menjadi goyah.

Christine kemudian mengalami, apa yang disebut sebagai, putaran refleksif. Yaitu ketika dia mencoba menyusun kembali data dan pengalaman yang dimilikinya tentang Walter yang dahulu. Christine pun kemudian secara lugas memilih data-data dan pengalaman yang lebih benar, seperti usahanya mencocokkan tinggi badan Walter, bagaimana sopan santun dan perhatian Walter kepada dirinya, sampai dengan mencari data tentang susunan gigi Walter dari dokter gigi dan dengan memakai pengalaman guru Walter disekolah yang menegaskan bahwa itu bukan Walter anak didiknya dahulu.

Berangkat dari pilihan data yang lebih objektif tersebut, Christine memaknainya bahwa Walter yang ditemukan polisi adalah berbeda dengan Walter anaknya. Kemudian dari makna tersebut, dia berasumsi bahwa polisi telah melakukan kesalahan dengan membawa anak yang salah. Dan kesimpulannya dia tidak dapat menerima ‘Walter’ yang palsu tersebut dan Polisi harus memulai pencarian kembali. Kesimpulan tersebut menjadi keyakinan yang lebih kuat karena didukung oleh pilihan data yang lebih lengkap. Berangkat dari keyakinan tersebut Christine memulai aksinya untuk meminta polisi meneruskan pencarian anaknya.

d.     Merubah Mental Model
·       Mengenali penyimpulan yang terlalu cepat (leap of abstraction)
Pikiran kita bergerak seperti kilatan cahaya. Ironisnya, hal tersebut malah memperlambat kita dalam memahami sesuatu karena kita terlalu cepat melompat (leap) pada sebuah generalisasi tanpa terlebih dahulu melakukan pengujian terhadapnya. Senge mengistilahkan ‘Castles in the sky’ sebagai gambaran dari pemahaman kita yang sering kali menjadi jauh dari realita yang sebenarnya.

Senge bahkan menggambarkan pikiran sadar sebagai sebuah penyakit untuk menjelaskan begitu banyaknya data dari pengamatan langsung kita (concrete details). Bila ada sebuah foto yang menggambarkan ratusan individu, kebanyakan dari kita akan mengalami kesulitan dalam mengingat setiap wajah, tetapi kita dengan cepat bisa mengingat kategori seperti tinggi, baju merah, orang tua, atau orang hitam. Kita cenderung menjadi fokus pada jumlah terbatas dari variable yang telah terpisah pada suatu waktu. Pikiran kita menjadi cepat dalam mensubtitusi detail atau data yang terlalu banyak dengan konsep yang lebih sederhana dan kemudian memahami konsep yang telah menjadi sederhana tersebut.

Cara untuk mengenali penyimpulan yang terlalu cepat ini adalah, pertama, dengan menanyakan kepada diri kita sendiri apa yang kita yakini tentang bagaimana lingkungan kita bergerak-seperti persaingan bisnis, orang-orang secara umum dan juga individu secara spesifik. Tanyakan, apakah data yang menjadi sumber dari generalisasi kita? Dan kemudian mempertanyakan, apakah generalisasi yang kita buat dari data tersebut telah akurat atau malah terjadi kesalahpahaman (misleading). Apabila jawabannya adalah ‘sudah benar’ maka kita menjadi tidak akan menelaah apa pun, dan kalau kita merasa ‘belum akurat’ maka kita akan terus menelaah dan akan terhindar dari penyimpulan yang terlalu cepat.

Yang kedua, kita dapat menguji secara langsung generalisasi kita. Ini akan membuka kita terhadap berbagai intepretasi yang ada di sekitar kita sehingga kita bisa memahami setiap inteprtasi tersebut dan apa yang menjadi dasar pemahamannya. Diperlukan keterbukaan dalam menguji generalisasi. Sikap defensif tidak akan dapat mendukung proses ini. Kita tidak akan bisa terbuka sebelum kita memahami bahwa kita ‘sangat’ mungkin menjadi terlau cepat menyimpulkan dan karenanya kita butuh untuk mengujinya.

Pada Changeling hal ini hampir selalu melekat pada setiap aksi yang dilakukan kepolisian. Mereka tidak mempunyai inquiry. Sehingga mereka sangat tertutup dan cenderung sangat defensif. Mereka tidak menyadari telah terjadi generalisasi yang salah dan mereka tidak pernah mengujinya karena mereka merasa sudah benar atau akurat. Dan akhirnya ketika pengadilan memutuskan mereformasi kepolisian barulah mereka memiliki inquiry dan akhirnya melakukan perubahan mental model mereka.

Diperlukan personal mastery dan team learning untuk mengenali masalah ini dan kemudian memahaminya. Dan kemudian melakukan perubahan mental model yang kurang tepat atau belum akurat tersebut menjadi mendekati realita yang objektif.
·       Metode kolom kanan-kiri (Left and right hand collum)
Ini adalah tehnik yang sangat kuat untuk melihat bagaimana mental model kita berperan dalam suatu situasi yang khusus. Cara ini akan membuka kenyataan bahwa kita sering kali melakukan manipulasi situasi dengan tujuan menghindari dari apa yang sebenarnya terjadi atau yang kita pikirkan, dan oleh karenanya menyebabkan situasi yang kontra produktif terhadap pengembangan learning organization.

Latihan metode ini dapat menunjukkan kepada manajer, bahwa ternyata mereka memiliki mental model dan model tersebut berperan aktif dan terkadang menjadi penyebab dari bagian yang tidak disukai dari suatu manajemen. Ketika sekelompok manajer menjalankan metode ini, bukan hanya menyadarkan peran dari mental model mereka tetapi juga mengajak mereka untuk menyadari bahwa menelaah kembali asumsi-asumsi mereka adalah sangat penting.

Metode ini dimulai dengan membuat kolom kiri dari apa yang kita pikirkan dan apa yang kita katakan pada kolom kanan dan kemudian kita hubungkan untuk dicocokkan. Terjadi kesenjangan diantaranya dan manajer dapat menelaah apa yang menyebabkan kesenjangan tersebut melalui personal mastery dan team learning.

·       Menyeimbangkan keterbukaan akan informasi dan advokasi (Balancing inquiry and advocation)
Banyak manajer yang dilatih untuk memiliki kemampuan untuk menyampaikan konsep berpikirnya kepada lingkungannya atau disebut juga advokasi. Namun kenyataannya, di banyak perusahaan, apa yang dimaksud dengan manajer yang kompeten adalah kemampuan memecahkan masalah dengan mengenali apa kebutuhan yang perlu untuk dicukupi, dan membuat daftar apa saja dukungan yang dibutuhkan dalam proses tersebut. Seorang individu dapat dikatakan sukses ketika dia memiliki kemampuan untuk menyampaikan pemahamannya dan mempengaruhi sekitarnya. Skill keterbukaan di satu sisi menjadi terlupakan dan kurang dihargai.

Akan tetapi ketika seseorang naik ke posisi yang lebih tinggi, maka masalah yang dihadapi menjadi lebih kompleks dan bervariasi sehingga melampaui pengalaman pribadi mereka. Ketika itulah kesadaran untuk mendengarkan informasi atau pemahaman yang ada di sekitar individu tersebut kemudian muncul ke permukaan kesadarannya. Setiap individu perlu belajar dari sekitarnya. Kemampuan advokasi yang terlalu tinggi malah menjadi kontraproduktif karena untuk belajar dibutuhkan keterbukaan.    

Jadi yang dibutuhkan adalah campuran diantara keterbukaan (inquiry) dengan kemampuan advokasi yang berjalan seimbang dan beriringan dan dapat menjadi proses belajar yang saling mendukung atau berkolaborasi. Pada proses tersebut selalu dibutuhkan personal mastery dan team learning sebagai prasyaratnya.

·       Menyadari perbedaan ‘apa yang kita katakan’ dengan ‘apa yang kita lakukan’ (Espoused Theory vs Theories-in-use)
Mengenali gap antara apa yang kita katakan dengan teori dibalik dari apa yang kita lakukan adalah penting. Terkadang proses belajar hanya sampai pada mengambil informasi baru dan membentuk ide baru, tapi tidak merubah aksi kita. Apa yang kita pikirkan dan apa yang kita lakukan ternyata bisa menjadi berbeda. Pertanyaannya adalah apakah kita telah benar-benar memberikan nilai atau makna kepada apa yang kita pahami tersebut? Dan apakah apa yang kita pahami tersebut (espoused theory) telah menjadi bagian dari visi kita?

Apabila kita tidak memiliki komitmen terhadap espoused theory kita maka tidak akan ada tension antara realita dan visi kita dan akhirnya tidak memunculkan kreatifitas. Kegagalan tersebut bukan disebabkan oleh gap yang terjadi. Gap hanya memberikan kita kesempatan untuk mengolah Creativity Tension. Pada kenyataannya, personal mastery lah yang dapat menjelaskan sebab kegagalan tersebut, dan sekaligus memecahkannya. Sebelum gap antara espoused theory dan theoy in use dapa dikenali maka tidak akan ada proses pembelajaran. Bila personal mastery tidak cukup maka dibutuhkan suatu team learning yang dapat mendukung proses pembelajaran tersebut.

3.     Building shared visions
Pendeta Gustav melalui personal masterinya mencoba untuk membagi visinya dengan komunitas gerejanya dan juga kepada seluruh masyarakat Los Angeles melalui siaran radionya. Gustav menjelaskan kepada khalayak bahwa telah terjadi dekadensi moral, korupsi, penyalahgunaan wewenang dan penggunaan kekerasan berlebihan pada institusi kepolisian Los Angeles. Ketika kasus Christine terpecahkan dan kemudian diketahui masyarakat luas, semua orang akhirnya benar-benar telah memahami apa yang ingin disampaikan oleh Gustav. Dan pada akhirnya terjadi gelombang protes besar-besaran.

4.     Team Learning
Gustav dan Christine pada dasarnya adalah sebuah tim yang kecil. Tim yang lebih besar lagi adalah komunitas gereja, dan tim yang terbesar pada akhirnya adalah masyarakat yang mendengar siaran Gustav di radio. Disiplin pada pembelajaran tim dimulai dari dialog (Senge p12,1990). Dialog antara Christine dan Gustav pada awalnya masih di permukaan, karena Christine masih mempercayai Polisi. Gustav berusaha menyadarkan Christine siapa musuh mereka yang sebenarnya. Dialog ini berlanjut untuk dapat mengenali pola-pola kerja polisi dalam menyelesaikan ‘kasus-kasusnya’ dan kemudian menjadi gerakan yang terorganisir dengan menyiarkan kasus Christine di Radio hingga akhirnya seluruh masyarakat ikut bergabung dalam perlawanan. Hal ini berpuncak pada persidangan masyarakat melawan kepolisian di pengadilan Los Angeles.

5.     Systems Thinking
Setiap kejadian atau peristiwa berjalan di dalam ruang dan waktu. Dan pada akhirnya semua kejadian tersebut memiliki keterkaitan yang membentuk suatu pola-pola keterhubungan. Pola tersebut saling mempengaruhi satu sama lainnya. Namun untuk dapat memahami suatu kejadian maka kita harus dapat melihat keseluruhan proses tersebut, yang berjalan pada ruang dan waktu, serta keseluruhan pola yang ada sebagai satu kesatuan yang utuh. Artinya kita tidak dapat memahami peristiwa tersebut hanya pada satu bagian saja, tetapi harus menyeluruh sebagai suatu gambaran yang utuh atau holistik.

Pada Changeling, Systems Thinking berjalan seiring kampanye Pendeta Gustav untuk membuka kebobrokan kepolisian demi mendapatkan polisi yang benar-benar melayani dan melindungi masyarakat. Gustav memimpin sebuah pemikiran sistem yang menelaah fenomena inkompetensi kepolisian sehingga Gustav dapat menyimpulkan telah terjadi penyimpangan dari sistem. Polisi sebagai bagian dari sistem telah mencoba berdiri sendiri dan melepaskan diri dari masyarakat, terlepas dari motivasi ketamakan ataupun budaya korup. Untuk itu sistem harus berupaya memperbaiki tidak hanya satu bagian saja tapi keseluruhan sistem kepolisian. Sehingga akhirnya hakim pengadilan memerintahkan perombakan besar-besaran pada institusi kepolisian.

III.    Kesimpulan
Pada film Changeling ternyata terdapat banyak sekali contoh nyata yang dapat dipahami sebagai suatu Organizational Learning. Di dalamnya terdapat masalah Learning Disability dan kemudian kita dapat mengenali adanya personal mastery, mental model, building shared vision, team learning, dan system thinking sebagai lima disiplin yang merupakan solusi terhadap masalah tersebut. Kelima disiplin tersebut adalah kesatuan yang tidak terpisahkan dalam suatu Learning Organization, seperti ‘ensemble’ (kolaborasi berbagai alat musik yang dimainkan bersama-sama dalam sebuah orkestra).
Mental model, sebagai fokus utama pembahasan makalah ini, memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan kelima disiplin lainnya. Di dalam usaha merubah suatu mental model diperlukan adanya personal mastery yang kuat dan didukung oleh keberadaan team learning. Setelah terjadi perubahan mental model atau, seperti dikatakan oleh Senge, mental model yang terbentuk telah mendekati realita, maka akan sangat mempengaruhi dalam membagi visi bersama (building shared vision) dan akhirnya membentuk pemahaman akan sebuah system thinking.
Untuk itu memahami mental model memiliki urgensi yang sangat kuat dengan segala manfaatnya seperti sebagai proses refleksi diri, memudahkan kita dalam mengadvokasi, serta membantu kita untuk dapat memiliki inquiry agar pemahaman yang terjadi akan terus mendekati realita yang sebenarnya.
Telah banyak perusahaan yang telah mempelajari Mental Model sebagai bagian dari institutional learning dan ternyata membawa perubahan yang signifikan dalam memahami dan membentuk mental model terhadap perusahaan, terhadap pasar dan bahkan terhadap pesaing. Tentu mengaplikasikannya pada institusi Rumah sakit adalah sebuah keniscayaan dan sekaligus harapan untuk terwujudnya sistem pelayanan rumah sakit yang paripurna.
IV.     Daftar Pustaka

1 komentar:

  1. Play Real Money Online Casino | Shootercasino
    Play real money casino games online. Find the best online casino 제왕 카지노 for you. Get free chips, spins, blackjack, roulette, scratch youtube downloader cards, free spins, 바카라 baccarat,

    BalasHapus